Home » August 2009
Fwd: Delivery Status Notification (Failure)

Musik modern mencakup musik populer nah dan sekarang kita membahas
musik populer.
1. Pengertian Musik Populer
Populer dari kata Pop ( Popular), di gemari, disenangi masyarakat,
musik pop berarti musik yang lagi digemari dimasyrakat dalam kurun
waktu tertentu. Jenis musik ini tidak tahan lama, mudah hilang dan
berganti lagi dengan lagu lagu lain yang baru.
Proses penciptaannya pun biasanya jarang menggunakan bentuk
komposisi ( tertulis ), bentuk lagu , lirik , progresi chord,
aransemen biasanya juga sederhana, mudah diingat dan sifatnya
menghibur.
Jenis musik popular banyak sekali misalnya : pop, rock, dangdut,
campur sari, keroncong, reggae, rap dll.
2. Perkembangan Musik Popular
Musik popular dunia mulai berkembang pesat sejak munculnya kelompok
The " Beatles " dari Inggris sekitar tahun enempuluhan. Begitu juga
dengan negara kita, begitu terpengaruh oleh kelompok ini sehingga
bermunculan kelompok-kelompok musik seperti : koes bersaudara, dara
puspita, the singer, atau dari penynyi solo seperti : ramhat kartolo,
ernie johan, titik sandhora dll.
Kemudia era tahun 70 – an , muncul generasi seperti : D'Loyd, the
mercys, Aka, Panbers, Fafourite Group, god bless, dll.
Menginjak tahun 80-an ada perubahan besar dalam musik dangdut, yang
di motori oleh Rhoma irama, menjadikan musik dangdut menjadi naik
kelas, dari kalangan pinggiran dihujat sebagai musik kampungan menjadi
musik yang dapat diterima masyarakat luas, bahkan sampai sekarang
sudah bisa diterima dikalangan elite sebagai hiburan bergengsi.
Pada era ini bermunculan penyanyi—penyanyi seperti : Dian Pishsa,
Betharia Sonata, Ebiet GAD, Iwan Fals, Dedy Dodes, Endang S Taurina
dll.
Memasuki tahun 90- an musik popular banyak sekali ragamnya, jenis –
jenis irama musik banyak sekali di padu / kolaborasi sehingga
memunculkan style – style baru seperti pop dangdut, pop sunda, jazz
pop, jazz rock, reggae dut, disco remix, pop kreatif dsb.
Memunculkan banyak group-group dan penyanyi terkenal di jaman ini
seperti : Java Jive, Krakatau, Trio Libels, AB three, Java Jive, Tri
Utami, Elfas Singer, dll.
3. Menilai Musik Populer
Menilai musik popular tidaklah mudah, sangat dipengaruhi oleh
berbagai hal. Keberhasilan suatu lagu tidak selalu ditentukan oleh
segi estetika musiknya saja, melainkan bisa saja dipengaruhi oleh
selera atau banyaknya hasil rekaman musik yang terjual. Namun sebagai
patokan kita bisa menilai dari segi : aransemen, pitch ( ketepatan
nada), frashering (pemenggalan kalimat musik), pernafasan, syair, dan
ekspresi ( penjiwaan sebuah lagu ).
2. Musik Dangdut
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di
Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun
1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk
pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan
Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia
di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat
dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya.
Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam
bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat
terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong,
langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang
di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun
1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk
pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan
Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia
di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat
dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya.
Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam
bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat
terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong,
langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan
tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan
didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah
sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk
musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja
saat itu.
Dari musik Melayu ke Dangdut
Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu,
meskipun orang masih dapat merasakan sentuhannya.
Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai
untuk suatu grup musik dangdut) yang asli menggunakan alat musik
seperti gitar akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan
gong. Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak berkembang orkes-orkes
Melayu di Jakarta yang memainkan lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera
(sekitar Medan). Pada masa ini mulai masuk eksperimen masuknya unsur
India dalam musik Melayu. Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan
politik anti-Barat dari Presiden Sukarno menjadi pupuk bagi grup-grup
ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti P. Ramlee (dari
Malaya), Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya
panggung seperti penari India), Husein Bawafie sang pencipta Boneka
dari India, Munif Bahaswan, serta M. Mashabi (pencipta skor film
"Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer di tahun 1970-an).
Gaya bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-an, walaupun
pada saat itu juga terjadi perubahan besar di kancah musik Melayu yang
dimotori oleh Soneta Group pimpinan Rhoma Irama. Beberapa nama dari
masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A.
Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat
dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes
Plus di masa jayanya.
Dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan
dengan politik Indonesia yang ramah terhadap budaya Barat, memasukkan
alat-alat musik modern Barat seperti gitar listrik, organ elektrik,
perkusi, terompet, saksofon, obo, dan lain-lain untuk meningkatkan
variasi dan sebagai lahan kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin
juga masuk sebagai unsur penting. Pengaruh rock (terutama pada
permainan gitar) sangat kental terasa pada musik dangdut. Tahun
1970-an menjadi ajang 'pertempuran' bagi musik dangdut dan musik rock
dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah diadakan konser
'duel' antara Soneta Group dan God Bless. Praktis sejak masa ini musik
Melayu telah berubah, termasuk dalam pola bisnis bermusiknya.
Pada paruh akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi "dangdut
humor" yang dimotori oleh OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes
ini, yang berangkat dari gaya musik melayu deli, membantu diseminasi
dangdut di kalangan mahasiswa. Subgenre ini diteruskan, misalnya, oleh
OM Pengantar Minum Racun (PMR) dan, pada awal tahun 2000-an, oleh
Orkes Pemuda Harapan Bangsa (PHB).
Bangunan lagu
Meskipun lagu-lagu dangdut dapat menerima berbagai unsur musik lain
secara mudah, bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif,
sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4. Jarang sekali
ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa
Melayu Deli (contoh: Burung Nuri). Lagu dangdut juga miskin
improvisasi, baik melodi maupun harmoni. Sebagai musik pengiring
tarian, dangdut sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop.
Intro dapat berupa vokal tanpa iringan atau berupa permainan
seruling, selebihnya merupakan permainan gitar atau mandolin. Panjang
intro dapat mencapai delapan birama.
Bagian awal tersusun dari delapan birama, dengan atau tanpa
pengulangan. Jika terdapat pengulangan, dapat disela dengan suatu
baris permainan jeda. Bagian ini biasanya berlirik pengantar tentang
isi lagu, situasi yang dihadapi sang penyanyi.
Lagu dangdut standar tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian
kedua dengan bangunan melodi yang berbeda dengan bagian pertama.
Sebelum memasuki bagian kedua biasanya terdapat dua kali delapan
birama jeda tanpa lirik. Bagian kedua biasanya sepanjang dari dua kali
delapan birama dengan disela satu baris jeda tanpa lirik. Di akhir
bagian kedua kadang-kadang terdapat koda sepanjang empat birama. Lirik
bagian kedua biasanya berisi konsekuensi dari situasi yang digambarkan
bagian pertama atau tindakan yang diambil si penyanyi untuk menjawab
situasi itu.
Setelah bagian kedua, lagu diulang penuh dari awal hingga akhir.
Lagu dangdut diakhiri pada pengulangan bagian pertama. Jarang sekali
lagu dangdut diakhiri dengan fade away.
Interaksi dengan musik lain
Dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan mempengaruhi bentuk musik
yang lain. Lagu-lagu barat populer pada tahun 1960-an dan 1970-an
banyak yang didangdutkan. Genre musik gambus dan kasidah
perlahan-lahan hanyut dalam arus cara bermusik dangdut. Hal yang sama
terjadi pada musik tarling dari Cirebon sehingga yang masih eksis pada
saat ini adalah bentuk campurannya: tarlingdut.
Musik rock, pop, disko, house bersenyawa dengan baik dalam musik
dangdut. Demikian pula yang terjadi dengan musik-musik daerah seperti
jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam Jawa (dikenal sebagai
suatu bentuk musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan tokohnya
Didi Kempot), atau zapin.
Mudahnya dangdut menerima unsur 'asing' menjadikannya rentan
terhadap bentuk-bentuk pembajakan, seperti yang banyak terjadi
terhadap lagu-lagu dari film ala Bollywood dan lagu-lagu latin. Kopi
Dangdut, misalnya, adalah "bajakan" lagu yang populer dari Venezuela.
Dangdut dalam budaya kontemporer Indonesia
Oleh Rhoma Irama, dangdut dijadikan sebagai alat berdakwah, yang
jelas terlihat dari lirik-lirik lagu ciptaannya dan dinyatakan sendiri
olehnya. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu polemik besar
kebudayaan di Indonesia pada tahun 2003 akibat protesnya terhadap gaya
panggung penyanyi dangdut dari Jawa Timur, Inul Daratista, dengan
goyang ngebor-nya yang dicap dekaden serta "merusak moral".
Jauh sebelumnya, dangdut juga telah mengundang perdebatan dan
berakhir dengan pelarangan panggung dangdut dalam perayaan Sekaten di
Yogyakarta. Perdebatan muncul lagi-lagi akibat gaya panggung penyanyi
(wanita)-nya yang dinilai terlalu "terbuka" dan berselera rendah,
sehingga tidak sesuai dengan misi Sekaten sebagai suatu perayaan
keagamaan.
Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa
aspirasi kalangan masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan
dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin dari lirik serta bangunan
lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari nafas ini.
Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan
kepopuleran dangdut untuk menarik massa. Isu dangdut sebagai alat
politik juga menyeruak ketika Basofi Sudirman, pada saat itu sebagai
fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.
Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin,
bukan berarti dangdut hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara
hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi.
Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat.
Tempat hiburan dan diskotek yang khusus memutar lagu-lagu dangdut
banyak dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang
menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah ditemui di
berbagai kota
Tokoh-tokoh
Berikut adalah nama-nama beberapa tokoh penyanyi dan pencipta lagu
dangdut populer yang dibagi dalam tiga kelompok kronologis, sesuai
dengan perkembangan musik dangdut.
Pra-1970-an
* Husein Bawafie
* Munif Bahaswan
* Ellya
* M. Mashabi
* Said Effendi
* Johana Satar
* Hasnah Tahar
1970-an
* A. Rafiq
* Rhoma Irama
* Elvy Sukaesih
* Mansyur S.
* Mukhsin Alatas
* Herlina Effendi
* Reynold Panggabean
* Camelia Malik
* Ida Laila
Setelah 1970-an
* Vetty Vera
* Nur Halimah
* Hamdan ATT
* Meggy Zakaria
* Iis Dahlia
* Itje Tresnawaty
* Evie Tamala
* Ikke Nurjanah
* Kristina
* Cici Paramida
* Dewi Persik
* Inul Daratista

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Dangdut
Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan
tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan
didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah
sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk
musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja
saat itu.
Dari musik Melayu ke Dangdut
Dangdut kontemporer telah berbeda dari akarnya, musik Melayu, meskipun
orang masih dapat merasakan sentuhannya.

Orkes Melayu (biasa disingkat OM, sebutan yang masih sering dipakai
untuk suatu grup musik dangdut) yang asli menggunakan alat musik
seperti gitar akustik, akordeon, rebana, gambus, dan suling, bahkan
gong. Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak berkembang orkes-orkes
Melayu di Jakarta yang memainkan lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera
(sekitar Medan). Pada masa ini mulai masuk eksperimen masuknya unsur
India dalam musik Melayu. Perkembangan dunia sinema pada masa itu dan
politik anti-Barat dari Presiden Sukarno menjadi pupuk bagi grup-grup
ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti P. Ramlee (dari
Malaya), Said Effendi (dengan lagu Seroja), Ellya (dengan gaya
panggung seperti penari India), Husein Bawafie sang pencipta Boneka
dari India, Munif Bahaswan, serta M. Mashabi (pencipta skor film
"Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer di tahun 1970-an).

Gaya bermusik masa ini masih terus bertahan hingga 1970-an, walaupun
pada saat itu juga terjadi perubahan besar di kancah musik Melayu yang
dimotori oleh Soneta Group pimpinan Rhoma Irama. Beberapa nama dari
masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila, A.
Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat
dari keluarnya beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes
Plus di masa jayanya.

Dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan dengan
politik Indonesia yang ramah terhadap budaya Barat, memasukkan
alat-alat musik modern Barat seperti gitar listrik, organ elektrik,
perkusi, terompet, saksofon, obo, dan lain-lain untuk meningkatkan
variasi dan sebagai lahan kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin
juga masuk sebagai unsur penting. Pengaruh rock (terutama pada
permainan gitar) sangat kental terasa pada musik dangdut. Tahun
1970-an menjadi ajang 'pertempuran' bagi musik dangdut dan musik rock
dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah diadakan konser
'duel' antara Soneta Group dan God Bless. Praktis sejak masa ini musik
Melayu telah berubah, termasuk dalam pola bisnis bermusiknya.

Pada paruh akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi "dangdut
humor" yang dimotori oleh OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes
ini, yang berangkat dari gaya musik melayu deli, membantu diseminasi
dangdut di kalangan mahasiswa. Subgenre ini diteruskan, misalnya, oleh
OM Pengantar Minum Racun (PMR) dan, pada awal tahun 2000-an, oleh
Orkes Pemuda Harapan Bangsa (PHB).

Bangunan lagu

Meskipun lagu-lagu dangdut dapat menerima berbagai unsur musik lain
secara mudah, bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif,
sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4. Jarang sekali
ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada beberapa lagu
masa 1960-an seperti Burung Nuri dan Seroja. Lagu dangdut juga miskin
improvisasi, baik melodi maupun harmoni. Sebagai musik pengiring
tarian, dangdut sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop.

Intro dapat berupa vokal tanpa iringan atau berupa permainan seruling,
selebihnya merupakan permainan gitar atau mandolin. Panjang intro
dapat mencapai delapan birama.

Bagian awal tersusun dari delapan birama, dengan atau tanpa
pengulangan. Jika terdapat pengulangan, dapat disela dengan suatu
baris permainan jeda. Bagian ini biasanya berlirik pengantar tentang
isi lagu, situasi yang dihadapi sang penyanyi.

Lagu dangdut standar tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian
kedua dengan bangunan melodi yang berbeda dengan bagian pertama.
Sebelum memasuki bagian kedua biasanya terdapat dua kali delapan
birama jeda tanpa lirik. Bagian kedua biasanya sepanjang dari dua kali
delapan birama dengan disela satu baris jeda tanpa lirik. Di akhir
bagian kedua kadang-kadang terdapat koda sepanjang empat birama. Lirik
bagian kedua biasanya berisi konsekuensi dari situasi yang digambarkan
bagian pertama atau tindakan yang diambil si penyanyi untuk menjawab
situasi itu.

Setelah bagian kedua, lagu diulang penuh dari awal hingga akhir. Lagu
dangdut diakhiri pada pengulangan bagian pertama. Jarang sekali lagu
dangdut diakhiri dengan fade away.

Interaksi dengan musik lain

Dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan mempengaruhi bentuk musik
yang lain. Lagu-lagu barat populer pada tahun 1960-an dan 1970-an
banyak yang didangdutkan. Genre musik gambus dan kasidah
perlahan-lahan hanyut dalam arus cara bermusik dangdut. Hal yang sama
terjadi pada musik tarling dari Cirebon sehingga yang masih eksis pada
saat ini adalah bentuk campurannya: tarlingdut.

Musik rock, pop, disko, house bersenyawa dengan baik dalam musik
dangdut. Demikian pula yang terjadi dengan musik-musik daerah seperti
jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam Jawa (dikenal sebagai
suatu bentuk musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan tokohnya
Didi Kempot), atau zapin.

Mudahnya dangdut menerima unsur 'asing' menjadikannya rentan terhadap
bentuk-bentuk pembajakan, seperti yang banyak terjadi terhadap
lagu-lagu dari film ala Bollywood dan lagu-lagu latin. Kopi Dangdut,
misalnya, adalah "bajakan" lagu yang populer dari Venezuela.

Dangdut dalam budaya kontemporer Indonesia

Oleh Rhoma Irama, dangdut dijadikan sebagai alat berdakwah, yang jelas
terlihat dari lirik-lirik lagu ciptaannya dan dinyatakan sendiri
olehnya. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu polemik besar
kebudayaan di Indonesia pada tahun 2003 akibat protesnya terhadap gaya
panggung penyanyi dangdut dari Jawa Timur, Inul Daratista, dengan
goyang ngebor-nya yang dicap dekaden serta "merusak moral".

Jauh sebelumnya, dangdut juga telah mengundang perdebatan dan berakhir
dengan pelarangan panggung dangdut dalam perayaan Sekaten di
Yogyakarta. Perdebatan muncul lagi-lagi akibat gaya panggung penyanyi
(wanita)-nya yang dinilai terlalu "terbuka" dan berselera rendah,
sehingga tidak sesuai dengan misi Sekaten sebagai suatu perayaan
keagamaan.

Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa
aspirasi kalangan masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan
dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin dari lirik serta bangunan
lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari nafas ini.

Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan
kepopuleran dangdut untuk menarik massa. Isu dangdut sebagai alat
politik juga menyeruak ketika Basofi Sudirman, pada saat itu sebagai
fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.

Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin,
bukan berarti dangdut hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara
hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi.
Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat.
Tempat hiburan dan diskotek yang khusus memutar lagu-lagu dangdut
banyak dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang
menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah ditemui di
berbagai kota.

Tokoh-tokoh

Berikut adalah nama-nama beberapa tokoh penyanyi dan pencipta lagu
dangdut populer yang dibagi dalam tiga kelompok kronologis, sesuai
dengan perkembangan musik dangdut.

Pra-1970-an

Husein Bawafie

Munif Bahaswan

Ellya

A. Harris

M. Mashabi

Said Effendi

Johana Satar

Hasnah Tahar

1970-an

A. Rafiq

Rhoma Irama

Elvy Sukaesih

Mansyur S.

Mukhsin Alatas

Herlina Effendi

Reynold Panggabean

Camelia Malik

Ida Laila

Setelah 1970-an

Vetty Vera

Nur Halimah

Hamdan ATT

Meggy Zakaria

Iis Dahlia

Itje Tresnawaty

Evie Tamala

Ikke Nurjanah

Kristina

Cici Paramida

Dewi Persik

Inul Daratista

Musik Pop Indonesia

. Era sebelum 70-an

Pada era ini musik Indonesia lebih banyak mengambil tema perjuangan,
keberanian, semangat dan kebangsaan. Tema-tema heroik macam ini tentu
saja berkaitan dengan kondisi Indonesia saat itu yang sedang melakukan
perjuangan melawan Belanda dan Jepang. Anda pasti masih hapal dengan
lagu ; Maju tak gentar, Bandung lautan api, dll. Lagu-lagu pada era
ini kebanyakan telah dijadikan sebagai lagu Nasional.


lirik lagu:


Halo-halo Bandung


Written by: Ismail Marzuki ( 1946 )

Halo-halo Bandung Ibu kota Parahiyangan


Halo-halo Bandung kota kenang-kenangan


Sudah lama beta tidak berjumpa dengan kau


sekarang telah menjadi lautan api


mari bung rebut kembali!


( Lagu ini untuk mengenang peristiwa 24 maret 1946, waktu itu Jepang
menyerah kepada tentara Sekutu.Sekutu dan NICA mulai menguasai kota
secara de facto. Saat Tentara Republik Indonesia dipaksa menyerah dan
meninggalkan kota sejauh radius 11km; Majelis Persatuan Perjuangan
Priangan memutuskan untuk membakar kota untuk mencegah Sekutu dan
Belanda mempergunakan fasilitas dan instalasi penting yang ada di kota
itu

SEPASANG MATA BOLA

Written by : Ismail Marzuki

Hampir malam di jogya

ketika keretaku tiba

remang remang cuaca

terkejut aku tiba-tiba

dua mata memandang

seakan akan dia berkata

lindungi aku pahlawan

dari pada si angkara murka

sepasang mata bola

dari balik jendela

datang dari jakarta

nuju medan perwira

kagumku melihatnya

sinar nan perwira rela

hati telah terpikat

semoga kita kelak berjumpa pula

sepasang mata bola

gemulai murni mesra

telah mamandang beta

di setasiun jogya

sepasang mata bola

seolah-olah berkata

pergilah pahlawanku

jangan bimbang ragu bersama do'aku

2. Era 70-an


Koes Bersaudara adalah rajanya pada masa ini. Lagu-lagunya banyak
mencapai Hits dan Koes bersaudara mendapat julukan sebagai The
Beatlles-nya Indonesia. Setelah Toni Koeswoyo memilih bersolo karir
posisinya di ganti Murry, dan kemudian kata 'bersaudara' diganti
menjadi 'Plus'. Ini di karenakan Murry bukan berasal dari keluarga
Koeswoyo. Beberapa kali dicekal dan masuk penjara. Ini di karenakan
Koes Plus membuat beberapa lagu dengan menggunakan lirik berbahasa
asing. menurut pemerintahan Soekarno ini tidak mencerminkan watak
Nasionalisme dan bisa membahayakan. beberapa lagu koes Plus yang
berbahasa asing sampai sekarang masih enak terdengar, diantaranya lagu
yang berjudul ' Why do u love me'. Selain Koes Plus nama lain yang
ikut meramaikan musik Indonesia juga lumayan banyak, tapi menurut saya
Koes Plus-lah yang menjadi ikon di era ini.Secara tema, selain lagu
dengan tema cinta modern milik Koes Plus lagu dengan tema percintaan
dan kancah peperangan masih sering terdengar disini.


Lirik lagu:

Why Do You Love Me

Artist: Koes Plus

the time has come

that we must be apart

the memory is still in

my mind

but you have gone

and you leave me alone

why do you love me

so sweet and tenderly

I do everything

to make you happy

huu...

but now everything

it's only a dream

a dream that never comes

I only wait

till true love will come...

3. Era-80-an


Pada era ini jenis lagu yang mendominasi adalah lagu pop yang
mendayu-dayu, bertempo lambat dan cenderung berkesan cengeng. Rinto
Harahap, Pance pondaaq, A ryanto, dan Obbie Mesakh adalah nama-nama
pencipta lagu yang cukup produktif di era ini.Yup inilah masanya lagu
patah hati! Nama-nama seperti; Nia Daniaty, Betharia Sonata, Ratih
Purwasih, Iis Sugianto, adalah beberapa nama yang merupakan spesialis
lagu sedih.Lagu-lagu balada juga lumayan laku ini mungkin karena
temponya lambat juga. Nama seperti Ebiet G Ade dan Franky and Jane
sangat familiar juga waktu itu., Saya masih ingat betul betapa
lagu-lagu mereka begitu melekat di hati pendengarnya, kakak saya yang
waktu itu masih SMP, punya 4 buah buku tulis tebal yang khusus
mencatat lirik lagu-lagu mereka. Bahkan boleh di bilang saya aja yang
waktu itu masih kelas 2 SD sudah hafal hampir seluruh lagu yang hits
di era itu! Biasanya sambil menunggu padi yang menguning agar tidak di
serang burung pipit, kita nyanyi-nyanyi lagu itu secara koor
(rame-rame) di atas ranggon (dangau di tengah sawah yang bertingkat!)
kayaknya seru. Beberapa lagu sempat menjadi fenomenal. Diantaranya
lagu 'gelas-gelas kaca' dan lagu 'hati yang luka' milik Betharia
Sonata. Lagu yang berjudul " Aku masih seperti yang dulu', yang di
nyanyikan Dian Piesesha bahkan sampai terjual 2 juta kopi. Angka yang
sangat fenomenal waktu itu, dan rekord ini baru di kalahkan oleh
Sheila on7 belasan tahun berikutnya lewat lagu 'Dan' serta 'Kita' !
Harmoko yang waktu itu menjabat sebagai mentri Penerangan,menyebut
lagu mereka sebagai lagu 'ngak-ngik-ngok' dan melarang peredaran
lagu-lagu jenis ini dengan alasan, membuat mental bangsa menjadi
lemah, masyarakat jadi cengeng dan malas bekerja.Tapi apa ada
korelasinya? Dan apa itu sudah sesuai dengan kapasitas dia sebagai
mentri penerangan untuk melakukan pelarangan terhadap sebuah aliran
musik?


Di tengah derasnya aliran cengeng sebenarnya ada beberapa musisi yang
tetap konsisten dengan aliran mereka yang tidak terbawa arus untuk
memainkan musik yang meratap-ratap. Diantaranya ada Fariz RM, Vina
Panduwinata, Gombloh dll. Musik mereka sering disebut sebagai musik
pop kreatif. Lagu Vina yang berjudul 'Burung Camar' bahkan jadi hits
dimana-mana.


DI era ini musik rock juga sempat berjaya meski hanya sebentar,
bebrapa nama seperti, Ikang Fauzy, Nicky Astria, Gito Rollies, dan
beberapa group rock seperti Goodbles yang kemudian berubah menjadi
GONG 200 sempat berkibar.Nicky Astria bahkan manjadi ikon Rocker cewek
Indonesia setelah era-nya Euis darliah.Group-group musik baru pun
mulai bermunculan di akhir era ini (tepatnya di 90-an awal kali)
seperti; Dewa 19, Slank, Boomerang, Vodoo,dan masih banyak lagi
group-group musik rock lainya yang hanya numpang lewat doang!


Lirik: HATI YANG LUKA


Berulang kali aku mencoba

Slalu untuk mengalah

Demi keutuhan kita berdua

Walau kadang sakit

Lihatlah tanda merah di pipi

Bekas gampar tanganmu

Sering kau lakukan bila kau marah

Menutupi salahmu

Pulangkan saja aku pada ibuku

Atau ayahku

Dulu segenggam emas kau pinang aku

Dulu bersumpah janji di depan saksi

Uwo..uwo..

Namun semua tinggal cerita

Ditelan duka.. uwo uwo..

Namun semua tinggal derita

Hati yang luka?

4. Era-90-an

Setelah Mentri Harmoko melakukan pelarangan terhadap musik
,ngak-ngik-ngok' akhirnya, aliran musik cengeng ini menjadi surut, dan
musik pop Indonesia seperti kehilangan arah. Dampak positifnya musik
dangdut menjadi lebih hidup dan meriah. Bahkan banyak dari para
penyanyi yang tadinya beralirab pop dan rock beralih ke dangdut dan
kemudian tercipta jenis musik baru yaitu pop dangdut! Obbie mesakh
sukses menciptakan lagu 'mobil dan Bensin' yang dinyanyikan santa
Hokki, dan kemudian jenis lagu ini seperti merajalela. Bom berikutnya
lagu yang berjudul; 'Gantengnya Pacarku' yang dinyanyikan Nini karlina
semakinmemperkuat eksistensi musik jenis ini yang akhirnya mengarah ke
jenis musik rancak sedikit disco? Jefry Bule kemudian menjadi sangat
terkenal sebagai pencipta lagu musik jenis ini. Karya-karyanya banyak
yang menjadi Hirts. Doel sumbang pun yang biasanya menyanyikan lagu
daerah dan protes sosial mencoba keberuntungan di jenis musik ini dan
sukses dengan lagu 'Kamu' 'pun Ahmad albar yang notabene penyanyi
beraliran rock akhirnya ikut terseret dan menyanyikan lagu ' Zakiyah'.


Group-group musik baru sebenarnya juga ada beberapa yang potensial dan
mencetak hits yang lumayan, tapi gaungnya tetap kalah. Ada Dewa 19
dengan lagu 'Kangen'nya, Slank dengan lagu 'Terlalu manis' dan Indra
Lesmana dengan lagu 'Aku ingin bebas' ada beberapa lagi yang saya lupa
sebutkan.


Disaat yang bersamaan saat musik Pop Indonesia kehilangan Greget,
masuklah Ami Search, musisi dari negeri jiran, Malaysia dengan lagunya
' Isabela' dan langsung menjadi Hits! Lagu Isabela inilah yang menjadi
lokomotif bagi musisi dan lagu-lagu malaysia lainnya untuk membanjiri
pasaran musik Indonesia.Beberapa nama yang menjadi terkenal kemudian
adalah Salim Iklim, Ella, Nora, dll. Saat itu musik Malaysia
benar-benar merajai musik Indonesia.


Beberapa musisi Indonesia , meniru gaya mereka dan menciptakan trend
musik baru " POP ROCK!" Nama seperti, Dedy Dores, Nike Ardilla, Inka
Christy,Nafa urbach dan masih banyak lagi begitu seragamnya
menyanyikan lagu ini. Nike Ardila membuat terobosan gaya dalam
berpenampilan Rock. Musik Rock yang biasanya di nyanyikan dengan
sangar tiba-tiba saja menjadi lembut dan mendayu-dayu dengan gaya
seadanya, sekedar bergoyang dikit dan memainkan ekspresi muka ternyata
ia di terima masyarakat luas!


Jenis musik ini ternyata cepat membuat bosan terutama setelah kematian
Nike Ardilla dan tak adanya inovasi dari musisi Malaysia.


Beberapa nama baru muncul di dunia rekaman Indonesia, ada Kahitna,
Java jive, Krisdayanti, Jingga,


Beberapa label rekaman kemudian mengeluarkan album kompilasi dari
beberapa group musik yang mengambil aliran alternatif dan ternyata
laris manis. Produser musik tentu saja senang dengan modal yag gak
begitu besar mereka dapat keuntungan besar. Akhirnya album-album
kompilasi jadi trend waktu itu.Beberapa nama yang berhasil terangkat
dari trend ini yaitu; Padi, Cokelat, Air, Wong, Peterpen, dan masih
banyak lagi!


Di Akhir tahun 90-an, Sheila on7 membuat gebrakan baru, lagunya yang
berjudul ' Dan' jadi Hits bahkan lagu lainnya yang berjudul 'kita'
seakan jadi lagu wajib untuk acara kumpul-kumpul atau nongkrong. Waktu
kemping aja lagu ini terus kita ulang-ulang. Secara musikalitas
sebenarnya tak ada yang istimewa dari group musik asal Jogja ini.
Suara Duta biasa-biasa saja, tampang mereka juga kampung banget tapi
lagu mereka yang baru bener-bener berbeda, ada kesan indie dan
liriknya remaja banget, lugas dan apa adanya. Album pertama mereka
terjual lebih dari 2 juta keping. BAhkan album mereka juga laris manis
di Malaysia dan Singapura!. Ini mengalahkan record yang sebelumnya di
pegang oleh lagu ' Aku masih seperti yang dulu'. Tak berapa lama Group
Band Dewa dengan formasi barunya kembali hadir setelah fakum selama 2
tahun dan kembali melahirkan beberapa Hits dan juga terjual lebih dari
2 juta kopi! Padi group band keluaran dari musik kompilasi juga tak
mau kalah. Album baru mereka 'lain Dunia' laris dimana-mana dan juga
terjual lebih dari 2 juta keping! Yang perlu dicatat adalah album
mereka terjual disaat krismon melanda Indonesia ! Reza Artamivea juga
boleh di bilang cukup berhasil, mengusung musik beraliran R&B, suara
sexinya berhasil memukau pecinta musik Indonesia.

Lyrics:


KITA


by. Sheila on7
Disaat kita bersama

Diwaktu kita tertawa, menangis

Merenung oleh cinta

Kau coba hapuskan rasa

Rasa dimana kau melayang

Jauh dari jiwaku juga mimpiku

Biarlah, biarlah

Hariku dan harimu

Terbelenggu satu

Oleh ucapan manismu

Dan kau bisikan kata cinta

(**)

Kau t'lah percikan rasa sayang

Pastikan kita seirama

Walau terikat rasa hina

Sekilas kau tampak layu

Jika kau rindukan gelak tawa yang

Warnai lembar jalan kita

Reguk dan teguklah

Mimpiku dan mimpimu

Terbelenggu satu

Oleh ucapan janjimu


5. Era 2000


Pada era ini selera masyarakat lebih ke group-group musik di
bandingkan dengan penyanyi yang bersolo karir. Beberapa penyanyi solo
yang sempat berjaya perlahan redup di masa ini. Nama-nama yang masih
bertahan hanya beberap gelintir, semisal; Krisdayanti, Chrisye, Titi
Dj, dan Glen. Selebihnya musik di dominasi oleh group-group musik yang
makin ramai oleh para pendatang baru. Nama-nama seperti; Peterpen,
Ungu, Dewa, Gigi,Ten 2 Five, Maliq d esential, Samson, Nidji, dan
Radja seakan mendominasi ruang musik Indonesia. beberpa solois memang
ada yang baru dan berhasil tapi tetep gaungnya masih kalah. nama-nama
seperti; Tompi, Rio Febrian, Resa Herlambang, Bunga c Lestari,Shanty,
Dewi sandra semoga masih tetap bisa bersaing di tahun-tahun
berikutnya.


Tapi yang pasti era ini adalah era emasnya musik Indonesia de tengah
lesunya musik di dunia International musik Indonesia malah berjaya,
bahkan sampai ke negeri tetangga. Jayalah terus Musik Indonesia!


Lirik:


Kenangan Terindah


(by: Samson)

aku yang lemah tanpamu

aku yang rentan karena

cinta yang tlah hilang darimu

yang mampu menyanjungku

selama mata terbuka

sampai jantung tak berdetak

selama itu pun

aku mampu tuk mengenangmu

darimu, kutemukan hidupku

bagiku, kau lah cinta sejati

bila yang tertulis untukku

adalah yang terbaik untukmu

kan kujadikan kau kenangan

yang terindah dalam hidupku

namun takkan mudah bagiku

meninggalkan jejak hidupku

yang telah terukir abadi

sebagai kenangan yang terindah

Jimmy Hendrix

Sunday, 15 March 2009 10:23


hendrixLahir dengan nama Johnny Allen Hendrix; November 27, 1942 –
September 18, 1970, adalah pemain gitar, penyanyi, dan penulis lagu
paling legendaris dalam sejarah dunia musik. Aliran musik permainan
gitar Jimmy cenderung ke arah blues, dan rock and roll.

Dia lahir pada tanggal 27 November 1942, di Seattle, Washington,
Amerika Serikat dan diberi nama Johnny Allen Hendrix. Tidak seperti
kebanyakan anak-anak pada umumnya, masa kecil Jimmy bisa dibilang
sangat buruk. Ibunya meninggalkan Jimmy pada saat dia berusia 15
tahun.Ayahnya adalah mantan militer dan mempunyai watak sangat keras
dalam mendidik Jimmy. Jimmy masuk ke jenjang militer karena mengikuti
jejak ayahnya dan untuk mewujudkan impian ayahnya. Karena ingin masuk
militer, begitu Jimmy tidak lulus dari SMA, dia langsung daftar dan
masuk ke Airbone Division of the U.S. Army. Meskipun berada di
lingkungan militer, ketertarikan jimmy pada dunia musik (khususnya
gitar) tidak luntur bahkan semakin besar. Pada saat latihan Jimmy
cedera yang akhirnya mengakibatkan dia harus keluar dari militer.
Keputusan ini tidak membuatnya kecewa tetapi justru membuatnya senang,
meskipun ayahnya sangat menentang keputusannya untuk meninggalkan
army.
(disadur dari blogspot.com/feeds)

Pacu Jalur

Nama: Ghali apriyaldi
Kelas: xii ipa 1
Art of culture with mr. Ronaldo Rozalino S.sn
Asal Usul dan Perkembangan
Kuantan Singingi adalah sebuah daerah yang secara administratif termasuk dalam Provinsi Riau. Daerahnya banyak memiliki sungai. Kondisi geografis yang demikian, pada gilirannya membuat sebagian besar masyarakatnya memerlukan jalur1 sebagai alat transportasi Kemudian, muncul jalur-jalur yang diberi ukiran indah, seperti ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, baik di bagian lambung maupun selembayung-nya. Selain itu, ditambah lagi dengan perlengkapan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri). Perubahan tersebut sekaligus menandai perkembangan fungsi jalur menjadi tidak sekadar alat angkut, namun juga menunjukkan identitas sosial. Sebab, hanya penguasa wilayah, bangsawan, dan datuk-datuk saja yang mengendarai jalur berhias itu. Perkembangan selanjutnya (kurang lebih 100 tahun kemudian), jalur tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi dan simbol status sosial seseorang, tetapi diadu kecepatannya melalui sebuah lomba. Dan, lomba itu oleh masyarakat stempat disebut sebagai “pacu jajur”.



Pada awalnya pacu jalur diselenggarakan di kampung-kampung di sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri, atau Tahun Baru 1 Muharam. Ketika itu setiap perlombaan tidak selalu diikuti dengan pemberian hadiah. Artinya, ada kampung yang menyediakan hadiah dan ada yang tidak menyediakannya. Lomba yang tidak menyediakan hadiah diakhiri dengan acara makan bersama. Adapun jenis makanannya adalah makanan tradisional setempat, seperti: konji, godok, lopek, paniaran, lida kambing, dan buah golek. Sedangkan, lomba yang berhadiah, penyelenggara mesti menyediakan empat buah marewa2 yang ukurannya berbeda-beda. Juara I memperoleh ukuran yang besar dan juara IV memperoleh ukuran yang paling kecil. Namun, dewasa ini hadiah tidak lagi berupa marewa tetapi berupa hewan ternak (sapi, kerbau, atau kambing).



Ketika Belanda mulai memasuki daerah Riau (sekitar tahun 1905), tepatnya di kawasan yang sekarang menjadi Kota Teluk Kuantan, mereka memanfaatkan pacu jalur dalam merayakan hari ulang tahun Ratu Wilhelmina yang jatuh pada setiap tanggal 31 Agustus. Akibatnya, pacu jalur tidak lagi dirayakan pada hari-hari raya umat Islam. Penduduk Teluk Kuantan malah menganggap setiap perayaan HUT Ratu Wilhelmina itu sebagai datangnya tahun baru. Oleh karena itu, sampai saat ini masih ada yang menyebut kegiatan pacu jalur sebagai pacu tambaru. Kegiatan pacu jalur sempat terhenti di zaman Jepang. Namun, pada masa kemerdekaan pacu jalur diadakan kembali secara rutin untuk memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia (17- Agustusan).


Pemain
Pacu jalur hanya dilakukan oleh para laki-laki yang berusia antara 15--40 tahun secara beregu. Setiap regu jumlah anggotanya antara 40--60 orang (bergantung dari ukuran jalur). Anggota sebuah jalur disebut anak pacu, terdiri atas: tukang kayu, tukang concang (komandan, pemberi aba-aba), tukang pinggang (juru mudi), tukang onjai (pemberi irama di bagian kemudi dengan cara menggoyang-goyangkan badan) dan tukang tari yang membantu tukang onjai memberi tekanan yang seimbang agar jalur berjungkat-jungkit secara teratur dan berirama. Selain pemain, dalam lomba pacu jalur juga ada wasit dan juri yang bertugas mengawasi jalannya perlombaan dan menetapkan pemenang.


Tempat Permainan
Pacu jalur biasanya dilakukan di Sungai Batang Kuantan. Sebagaimana telah dikatakan di atas, Sungai Batang Kuantan yang terletak antara Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu dan Kecamatan Cerenti di hilir, telah digunakan sebagai jalur pelayaran jalur sejak awal abad ke-17. Dan, di sungai ini pulalah perlombaan pacu jalur pertama kali dilakukan. Sedangkan, arena lomba pacu jalur bentuknya mengikuti aliran Sungai Batang Kuantan, dengan panjang lintasan sekitar 1 km yang ditandai dengan tiga tiang pancang.


Peralatan Permainan
Peralatan permainan dalam pacu jalur, tentu saja adalah jalur yang dibuat dari batang kayu utuh, tanpa dibelah-belah, dipotong-potong atau disambung-sambung. Panjang jalur antara 25--30 meter, dengan lebar ruang bagian tengah 11,25 meter. Bagian-bagian jalur terdiri atas: (1) luan (haluan); (2) talingo (telinga depan); (3) panggar (tempat duduk); (4) pornik (lambung); (5) ruang timbo (tempat menimba air); (6) talingo belakang; (7) kamudi (tempat pengemudi); (8) lambai-lambai/selembayung (pegangan tukan onjor); (9) pandaro (bibit jalur); (10) ular-ular (tempat duduk pedayung); (11) selembayung (ujung jalur berukir); dan (13) panimbo (gayung air). Jalur dilengkapi pula dengan sebuah dayung untuk setiap pemain.
Bagian selembayung dan pinggir badan jalur biasanya berukir dan diberi warna semarak. Motifnya bermacam-macam seperti: sulur-suluran, geometris, ombak, buruk dan bahkan pesawat terbang. Tiap-tiap jalur mempunyai nama seperti: Naga Sakti, Gajah Tunggal, Rawang Udang, Kompe Berangin, Bomber, Pelita, Orde Baru, Raja Kinantan, Kibasan Nago Liar, Singa Kuantan Sungai Pinang, Dayung Serentak, Keramat Jati, Panggogar Alam, Tuah di Kampuang Godang di Rantau, Ratu Dewa dan lain-lain. Tujuan dari pengukiran, pewarnaan dan pemberian nama pada setiap jalur tersebut adalah agar dapat “tampil beda” dari yang lain.

Untuk dapat membuat sebuah jalur-lomba yang biasanya mewakili desa, kecamatan atau kabupaten, harus melalui proses yang cukup panjang dan melibatkan banyak orang. Sebagai suatu proses, tentunya pembuatan jalur dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Berikut ini adalah tahap-tahap yang mesti dilakukan dalam pembuatan sebuah perahu yang oleh orang Kuantan Singingi disebut jalur.
Hal pertama yang dilakukan adalah menyusun rencana pembuatan jalur melalui musyawarah atau rapek kampung yang dihadiri oleh berbagai unsur seperti pemuka adat, cendekiawan, kaum ibu dan pemuda. Rapat ini biasanya dipimpin oleh seorang pemuka desa atau pemuka adat. Bila kesepakatan telah dicapai, maka kegiatan selanjutnya adalah memilih jenis kayu. Pohon yang dicari adalah banio atau kulim kuyiang yang panjangnya antara 25--30 meter dengan garis tengah antara 1½ --2 meter. Kedua jenis pohon tersebut disamping kuat, tahan air, juga dipercayai ada “penunggunya”. Setelah pohon yang memenuhi persyaratan ditentukan, maka penebangan pun dilakukan. Akan tetapi, sebelumnya diadakan semacam upacara persembahan kepada “penunggu” pohon agar pohon itu tidak hilang secara gaib.
Kayu yang sudah disemah oleh pawang, selanjutnya ditebang dengan kapak dan beliung. Setelah itu, kayu diabung (dipotong) ujungnya menurut ukuran tertentu sesuai dengan panjang jalur yang akan dibuat. Setelah diabung kedua ujungnya, kemudian kayu dikupas kulitnya dan diukir pada bagian haluan, telinga, dan lambung. Apabila jalur sudah terbentuk, maka langkah berikutnya adalah meratakan bagian depan (pendadan), yakni bagian atas kayu yang memanjang dari pangkal sampai ke ujung. Kemudian disusul dengan tahap mencaruk atau melubangi dan menghaluskan bagian dalam kayu dengan ketebalan tertentu. Selanjutnya menggaliak atau membalikkan dan menelungkupkan kembali jalur untuk dibentuk dan dihaluskan. Pekerjaan ini memerlukan perhitungan cermat sebab harus selalu menjaga ketebalan jalur agar dapat seimbang ketika berada di air. Cara mengukurnya antara lain dengan membuat lubang-lubang kakok atau bor yang kemudian ditutup lagi dengan semacam pasak. Setelah terbentuk, maka jalur dibalikkan kembali dan kemudian dilanjutkan dengan proses terakhir yaitu membuat haluan dan kemudi. Apabila haluan dan kemudi telah terbentuk, maka jalur akan dibawa ke kampung untuk diasapi dan disertai dengan upacara maelo jalur. Sebelum jalur diluncurkan ke sungai, ada suatu upacara lagi yang bertujuan agar jalur dapat berlayar dengan baik ketika sudah berada di air.

Sumber: http://sungaikuantan.com ( dengan perubahan)
1 Jalur adalah sebuah perahu yang pada awal abad ke-17 digunakan sebagai alat transportasi utama warga desa di Rantau Kuantan yang berada di sepanjang Sungai Batang Kuantan (antara Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu dan Kecamatan Cerenti di hilir). Ketika itu transportasi darat belum berkembang, sehingga jalur merupakan alat angkut penting bagi warga desa, terutama untuk mengangkut hasil bumi, seperti pisang dan tebu. Selain itu, juga untuk mengangkut manusia (sekitar 40 orang).
2 Marewa adalah bendera kain berwarna-warni yang berbentuk segi tiga dan bagian tepinya direnda.

(comment:
Saya sebagai harapan tunas bangsa, melihat budaya yang kita milki ini patut dilestarikan karena nilai yang terkandung didalamnya. Nilai budaya yang terkandung dalam pacu jalur adalah: kerja keras, ketangkasan, keuletan, kerja sama dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar jalurnya dapat mendahului jalur regu lain. Nilai ketangkasan dan keuletan tercermin dari teknik-teknik yang dilakukan oleh anggota sebuah regu dalam menjalankan jalur agar dapat melaju dengan cepat dan tidak tenggelam. Nilai kerja sama tercermin dari anggota regu yang berusaha bersama-sama mengendalikan jalur agar dapat melaju cepat dan memenangkan perlombaan. Nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada. Saya berharap generasi muda dapat turut berpartisipasi dalam menjaga kekayaan khasanah budaya yang menurut saya sangat urgent.